SELAMAT DATANG DI BLOG PEMUDA KEDUNG SEGOG

Minggu, 22 Desember 2002

BENDUNGAN KEDUNGSEGOG SIAP AIRI SAWAH

Bendung Kenconorejo Siap Airi Sawah

BATANG - Ribuan petani di lima Desa di Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang bernapas lega karena Bendungan Kenconorejo mulai terisi air. Mereka bisa mengolah sawah kembali setelah dua musim tidak bisa menanam padi menyusul Bendungan Kedungsegog yang ambrol diterjang banjir bandang pada Februari lalu.

 
''Sehabis merayakan Lebaran nanti, petani yang mengantungkan air dari irigasi Bendungan itu bisa menanam padi. Karena perbaikan bendungan selesai dan permukaan air semakin meninggi,'' ujar Kepala DPU Ir H Soeharyono MT didampingi Kasubdin Pengairan Ir Harsoyo.
Bendungan di Desa Kedungsegog itu dibangun pada hilir Kali Boyo pada tahun anggaran 1984/1985 oleh DPU Pengairan Provinsi dengan dana APBN mengairi sawah seluas 660 ha di lima desa. Sawah yang mengantungkan aliran irigasi dari bendungan itu terletak di Desa Kedungsegog 114 ha, Kenconorejo 195,20 ha, Ponowareng 104 ha, Karanggeneng 133 ha, dan Ujungnegoro 113,80 ha.
Menurut Soeharyono, Bendungan Kenconorejo praktis tidak berfungsi setelah bagian mercu ambrol diterjang banjir bandang. Sejak saat itu petani di lima desa praktis tidak bisa menanam padi.
Bendungan itu rusak parah karena bangunan mercu ambrol sepanjang 40 m. Pas sayap kanan hilir bendungan hancur total.
Sedimentasi
Akibatnya terjadi sedimentasi lumpur di depan pintu pengambilan air. Selain itu, kerusakan juga terjadi di pasangan talud di berbagai tempat.
''Perbaikan fisik itu menelan biaya sekitar Rp 275 juta. Hal itu dilakukan dengan membuat bronjong darurat di bagian mercu yang ambrol untuk menampung air.''
Hujan yang mulai turun di wilayah Batang akhir-akhir ini menjadi pendukung petani bisa menanam padi. Sebab, air untuk menyuplai sawah-sawah sudah mencukupi.
''Hasil pengecekan kami, air di bendungan sudah 900 liter lebih. Ini sudah mampu untuk mengairi sawah. Bahkan, ketinggian air di intake pintu air sudah 50 cm,'' ujar alumni Magister Teknik Undip itu.
Ir Harsoyo menambahkan, untuk perbaikan Bendungan Kenconorejo secara permanen kini sedang dilakukan survei. Survei itu meliputi konstruksi bendungan dan saluran irigasi. (ar-20e)

Kamis, 04 April 2002

BENDUNGAN DESA KEDUGNGSEGOG AMBROL DITERJANG BANJIR

AMBROL: Bendungan Kedungsegog mengalami kerusakan parah diterjang banjir bandang Kali Boyo, Februari lalu. Bangunan mercu sepanjang 40 meter hancur dan ambrol. Sisa pohon yang hanyut masih kelihatan di atas bangunan.(Foto:Suara Merdeka/ar-17j)




KEDUNGSEGOG - Ribuan petani lima desa di Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang kini resah. Penyebabnya, sejak bencana banjir bandang pada Minggu (17/2) silam, Bendungan Kedungsegog di Desa Kedungsegog ambrol, sehingga air tidak dapat mengisi sawah mereka.
Akibatnya, sawah 660 Ha hampir satu tahun masa tanam ini tidak bisa ditanami padi. Kerugian yang diderita petani diperkirakan Rp 5,196 miliar. Para petani makin sedih. Bila bendungan itu tidak segera diperbaiki, maka nasib mereka makin terimpit.

Lebih dari itu, kondisi tersebut selain dapat menimbulkan kerawanan pangan juga menyebabkan banyaknya pengangguran terutama para buruh tani.

Bendungan Kedungsegog merupakan bendungan paling hilir di Kali Boyo yang dibangun pada tahun anggaran 1984/1985 oleh DPU Pengairan Provinsi Jateng dengan dana APBN.
Konstruksi bendungan menggunakan kali yang terjadi pasangan batu kali yang terdiri atas badan bendungan, mercu, dan sayap kanan-kiri dengan satu pintu pembilas. Juga dilengkapi intake (pengambilan) di kiri dan ditambah dengan kantong lumpur.

Bendungan ini mampu mengairi daerah yang terletak pada dataran berbukit miring. Sawah yang menggantungkan aliran air dari bendungan itu terletak di Desa Kedungsegok (114 ha), Kenconorejo (195,20 ha), Ponowareng (104 ha), Karanggeneng (133 ha), dan Ujungnegoro (113,80 ha).
"Banjir normal terjadi setiap musim hujan dan banjir besar terjadi pada 1996 dengan tinggi air di atas mercu, lebih kurang 2,20 meter. Banjir yang terjadi Minggu (19/2) termasuk luar biasa, karena tinggi air lima meter di atas mercu. Bahkan nyaris menenggelamkan alat pembuka pintu air," papar Kepala DPU Ir H Soeharyono MT didampingi Hadi Wardoyo, staf Subdin Pengairan ketika meninjau bendungan.

Kerusakan pada bendungan itu saat terjadi banjir bandang. Mercu bendungan ambrol sepanjang 40 meter. Pas sayap kanan hilir bendungan hancur. "Akibatnya, terjadi sedimentasi berat atau pengendapan lumpur di depan pintu pengambilan. Selain itu juga terjadi kerusakan pasangan talud di beberapa tempat," ujar alumnus Magister Teknik Undip itu.
Untuk memperbaiki kerusakan Bendungan ini, pihaknya membutuhkan dana sekitar Rp 3 miliar. Untuk menanggulanginya, sementara Pemkab Batang telah menyediakan dana Rp 286 juta.

Dana itu akan digunakan untuk membuat bronjong (jaring dari kawat yang diisi batu) di tempat mercu ambrol sambil menunggu bantuan untuk dipermanenkan.

Pembangunan bronjong itu sudah mulai dilaksanakan awal Agustus ini. Dengan selesainya bronjong darurat itu, petani bisa memperoleh air dan menanam padi kembali.(ar-17j)