Cerita ini disarikan seperti tulisan asli di sebuah blog, seperti dikisahkan oleh seorang dokter bernama Howard Kelly.
Suatu hari, seorang anak laki-laki berkeliling dari rumah ke rumah untuk mengantarkan koran seperti biasanya. Karena dari keluarga kurang mampu, ia harus terbiasa bekerja sejak kecil untuk membiayai sekolahnya sendiri. Bekerja sepanjang hari terkadang ia harus menahan lapar, tanpa makan dan tanpa minum. Hal itu sudah biasa ia rasakan, sampai suatu saat ia tak mampu menahan rasa lapar di perutnya.
"Oh, tidak. Aku harus makan sesuatu, perutku terasa sangat sakit," katanya bergumam pada diri sendiri.
Ia pun memutuskan, di rumah terakhir nanti ia akan memberanikan diri meminta makanan untuk ia sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Ia pun mulai melatih setiap kalimat yang akan ia katakan. "Permisi, saya hendak mengantarkan koran. Bolehkah saya meminta sesuatu untuk dimakan?" gumamnya lagi. Berulangkali kalimatnya dibenarkan dan disusunnya ulang. Dalam hatipun ia berdoa, semoga pemilik rumah terakhir nanti berbaik hati memberikannya sepiring nasi goreng untuk mengenyangkan perutnya.
Tak disangka, begitu pintu dibuka, sang anak tersebut justru gugup. Ia takut bahwa ia akan diusir dan dimaki. Alhasil, dari bibirnya ia hanya dapat berkata, "bolehkah aku meminta segelas air putih. Aku haus," katanya. Namun wanita muda yang membukakan pintunya tahu benar, anak kecil itu tampak lemah dan kelaparan. "Harus bangun sepagi ini dan mengantarkan koran, kau pasti kelaparan," kata wanita itu sambil menyodorkan segelas penuh susu kental. Diminumnya susu itu perlahan, "berapa aku harus membayarnya?" tanyanya polos. Wanita itu menjawab, "tak ada yang harus kau bayar. Ibuku mengajarkan untuk tidak mengharapkan apapun saat berbuat kebaikan." Setelah hari itu, Howard Kelly, anak kecil pengantar koran itu selalu hidup dalam semangat dan tak kenal menyerah. Ia berjuang keras untuk mencukupi kebutuhan sekolahnya, serta tak menyia-nyiakan kesempatannya bersekolah.
Bertahun-tahun kemudian, Dr. Howard Kelly mendapat panggilan kritis dari salah seorang pasien yang baru saja dibawa dengan ambulan. Melihat kota asal pasien wanitanya yang merupakan kota kelahirannya, ia pun bergegas dengan penuh rasa penasaran. Memeriksa dengan cermat, Dr. Howard Kelly tak akan pernah lupa tatapan lembut wanita yang lekat dalam ikatannya. Ya, belasan tahun lalu, wanita itu telah menyodorkan segelas susu hangat kental agar ia tak kelaparan. Dan kali ini, tiba giliran Howard membalas ketulusan dan kebaikan hatinya.
Dr. Howard Kelly, memutuskan menyembuhkan wanita tersebut sepenuh hati. Menanggung semua biaya rumah sakit dan memeriksa setiap inci tubuh wanita tersebut untuk memastikan ia sudah sehat dan siap pulang ke rumah. Wanita tua itupun cemas, memegang sebuah amplop tagihan rumah sakit. Dan saat membaca isi amplop tersebut ia hanya bisa takjub, air mata perlahan menetes di pipinya.
Dr. Howard Kelly berkata "Paid in full with one glass of milk"
Kebaikan dalam segelas susu, dibalas beratus kali lipat dengan sebuah jasa tak terkira.
SUMBER:kapanlagi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar