Seseorang yang berputus asa karena kesempitan hidupnya memutuskan untuk bunuh diri. Ia mengambil sebilah pisau untuk menikam jantungnya, tetapi tiba-tiba ia merasa takut mati dengan cara itu, maka ia memutuskan untuk bunuh diri dengan meminum racun.
Cara ini pun dia batalkan karena katanya, "saya akan terlalu lama kesakitan. Manjatuhkan diri dari puncak gunung akan merenggut nyawaku lebih cepat," begitu pikirnya.
Namun setelah sampai dipuncak, ia takut melihat curamnya lembah. Maka ia memutuskan untuk meminta bantuan orang lain agar merenggut nyawanya. Namun, setiap orang yang ditemuinya merasa heran dan enggan memenuhi perminataan tersebut.
Akhirnya ia bertemu 'seseorang' yang dimohonnya agar mencabut nyawanya. Yang ditemuinya bertanya:
"Apakah Anda mengenal saya?"
"Tidak," jawab orang yang ingin bunuh diri.
"Saya adalah Izrail, malaikat pencabut nyawa," ujar sosok itu.
"Aduhai, telah lama saya mencari Anda. Tolonglah cabut nyawaku!!"
"Tidak! Aku hanya mencabut nyawa jika ada perintah Allah, dan aku belum mendapat perintah-Nya menyangkut dirimu," jawab malaikat pencabut nyawa.
Setelah menguraikan sebab keinginannya mengakhiri hidupnya, malaikat memberinya 'resep' agar memperoleh rezeki, berupa ramuan yang dapat menyembuhkan penyakit. Malaikat berpesan, "Berilah pada pasienmu dan perhatikanlah, jika kau melihatku berada pada arah kepala pasien, maka ketahuilah bahwa ia akan segera mati. Engkau tidak perlu mengobatinya, dan bila Engakau melihatku berada di arah kakinya, maka obatilah ia karena ajal yang ditetapkan Allah baginya belum tiba."
Suatu ketika dia sendiri yang sakit. Ramuan malaikat pun disiapkannya untuk mengobati dirinya, tapi ia melihat malaikat berada pada arah kepalanya, maka ia memutar posisinya, namun malaikat ikut memutar posisi sambil berkata, "Dahulu Engkau enggan hidup dan mengharapkan mati, tapi Allah belum menghendaki. Kini Engkau enggan mati, tapi Allah memerintahkanku mencabut nyawamu. Sudi atau tak sudi, Engkau harus kembali kepada-Nya karena ajalmu telah tiba."
SUMBER: Dari buku "Yang Ringan Yang Jenaka" karangan M Quraish Shihab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar