Suatu hari dalam pelajaran Biologi di sebuah sekolah, seorang guru akan mengajarkan tentang bagaimana proses ulat berubah menjadi kupu-kupu yang cantik. Untuk memberi gambaran langsung dari penjelasan yang akan dia berikan, guru Biologi ini membawa kepompong gemuk yang siap merekah.
Di tengah pelajaran, saat si kepompong belum bereaksi, sang guru mendapat panggilan untuk keluar kelas sejenak. Sebelum pergi, dia berpesan kepada para murid di kelas itu agar tidak mengganggu dan membantu apa pun yang terjadi pada kepompong itu.
Sejenak kemudian kepompong mulai bergerak-gerak, anak-anak pun mengerubung di dekatnya. Sebagian besar dari mereka belum pernah melihat kupu-kupu keluar dari kepompong, sehingga mereka sangat antusias.
Ketika ujungnya telah keluar sedikit, kupu-kupu itu nampak begitu kesulitan untuk keluar. Badannya menggeliat-geliat terus menerus tanpa menunjukkan hasil yang berarti. Ujung sayapnya telah terlihat, namun tidak juga bisa keluar sepenuhnya. Kupu-kupu itu terus berusaha.
Seorang anak berseru, "dia pasti kesakitan!"
Teman-temannya menyahut tanda setuju, namun tidak ada yang bergerak karena ingat pesan guru Biologi itu. Segera anak yang berseru tadi segera maju, dan terdorong rasa kasihan dia mulai membantu kupu-kupu itu keluar dengan menyobek sedikit demi sedikit kepompong pembungkusnya. Akhirnya si kupu pun keluar dengan mudah dan nampak mengepak-ngepak lemah.
Anak-anak kembali ke tempat duduknya dan beberapa saat kemudian guru Biologi itu kembali. Melihat kupu-kupu itu di meja dan bertanya kepada kelas tersebut, siapa yang telah membantu kupu-kupu itu keluar. Anak tadi mengangkat tangannya dan mengaku.
"Baiklah.. sekarang kupu-kupu itu tidak akan bisa terbang selamanya", jawab guru itu sambil tersenyum sabar.
Kemudian dia menjelaskan, perjuangan keras kupu-kupu itu saat keluar dari kepompong justru menguatkan sayap-sayapnya sehingga dia bisa terbang saat sudah bebas nanti. Membantunya keluar dari kepompong memang membuat kupu-kupu itu keluar lebih mudah, namun setelah itu dia tidak bisa ke mana-mana karena tidak mampu menggerakkan sayapnya.
Kupu-kupu seperti halnya diri kita atau orang-orang yang kita sayangi. Bebas dari penderitaan dan membantu orang lain untuk bebas dari penderitaan itu memang harus, namun jangan pernah melompati prosesnya. Jalani semuanya, karena dengan itu Anda akan menjadi pribadi yang lebih kuat.
Kerabat Imelda...Kadang kala kita harus membiarkan kesulitan menyiksa diri kita, atau menyiksa orang-orang yang kita sayangi.
SUMBER:kapanlagi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar